Bismillaahirrohman nirrohim,
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
“Innamal a’malu Binniyat, wa innama likullimri in Maanawa”. Artinya, “sesungguhnya
perbuatan itu tergantung niatnya (sugestinya), dan sesungguhnya
(jadilah) bagi setiap orang apa yang ia niatkan (sugestikan)”.
Dengan semakin banyaknya pertanyaan dari para pengunjung blog ini
mengenai bagaimana cara berhenti memakai narkoba. Dan juga fakta bahwa
bahwa banyak pengunjung yang datang ke blog ini melalui mesin pencari
(Google, dll) dengan kata pencarian “rehabilitasi”, maka penulis (admin)
ingin mencoba sedikit membantu membagi tulisan mengenai bagaimana cara
berhenti memakai (rehablitasi) narkoba. Tadinya, penulis berharap
menemukan tulisan mengenai cara berhenti memakai narkoba melalui mbah
Google, tetapi ternyata belum ada satupun tulisan yang membahas hal
tersebut. Akhirnya penulis mencoba melancangi untuk membuat tulisan ini.
Oh ya, penulis menamakan metode terapi ini dengan nama “TERAPI BINNIYAT MAANAWA (TBM)”.
Hal ini terinspirasi dari Hadits Riwayat Muslim yang mendasari metode
ini (untuk lebih jelasnya, akan diungkapkan pada akhir tulisan ini).
Biar tidak terlalu bertele-tele mari kita langsung ke pokok
permasalahan. TERAPI BINNIYAT MAANAWA (TBM)memerlukan beberapa step atau langkah.
1. Niat
Ini dulu yang pertama diperlukan. Innamal a’malu binniyyat, seperti kata
hadits bahwa segala perbuatan itu tergantung niatnya. Kalau niatnya
baik, Insya Allah Tuhan membantu. Syukurlah kalau Anda sudah ada niatan
untuk berhenti. Itu langkah awal yang sangat bagus.
2. Kemauan
Kalau kemauan, ini tingkatnya lebih tinggi daripada niat, karena kemauan
ini merupakan “NIAT YANG SUNGGUH-SUNGGUH”. Kemauan berarti niat yang
didukung oleh keinginan untuk melaksanakan apa yang diinginkan atau
dicita-citakan secara nyata. Jadi bukan hanya sekedar OMDO alias omong
doang, tapi juga diaplikasikan ke dalam perbuatan . Kalau anda sudah
mencapai tahap ini saya yakin proses selanjutnya akan lebih mudah.
seperti kata mutiara, “DIMANA ADA KEMAUAN DISITU PASTI ADA JALAN”.
3. Keteguhan (Istiqomah)
Hal ini berarti kita tetap kukuh (istiqomah) untuk melaksanakan kemauan
“untuk berhenti”, tidak peduli walau ada aral melintang menghadang.
Bagaimana wujudnya? Semisal ada dorongan dari diri anda atau anda dirayu
orang lain, untuk memakai narkoba, maka anda tetap kukuh untuk tidak
memakai narkoba tersebut sekukuh-kukuhnya. Walaupun akibatnya, mungkin
anda mengalami siksaan yang sangat berat akibat sakaw dan dijauhi teman
sesama pemakai (anda malah harus benar-benar bersyukur, kalau anda
dijauhi teman anda yang pecandu). Nah, pada saat proses sakaw inilah
anda membutuhkan bantuan orang lain (orang dekat yang mendukung, misal
pacar, adik, kakak atau orang tua) untuk mengawasi tindakan anda. Inilah
proses yang paling berat dalam proses penyembuhan, karena dalam proses
ini muncullah godaan dan rayuan yang bertubi-tubi untuk memakai barang
haram tersebut.
4. Sugesti
Sugesti adalah sebuah dorongan yang berasal dari luar diri kita (di luar
alam bawah sadar) yang memberikan efek stimulan (perangsang) ke dalam
alam bawah sadar untuk melakukan respon atas dorongan tersebut. Hasil
(respon) dari alam bawah sadar tentang sugesti dapat bersifat positif
dan negatif. Sugesti bisa berupa banyak hal seperti : kata-kata, suasana
lingkungan yang nyaman disekitar kita, aroma wewangian, efek
obat-obatan dan lain-lain. Terus, bagaimana penerapan atau penggunaan
sugesti dalam rehabilitasi pencandu narkoba? Ok, saya jabarkan sebagai
berikut, pertama Anda sudah berniat dan memiliki kemauan yang kuat untuk
berhenti. Setelah itu tanamkan dalam pikiran Anda hal-hal sebagai
berikut :
• Pada pagi hari, lebih bagus pada saat bangun tidur, ucapkan secara
lisan dan/atau dalam hati (sebanyak-banyaknya, minimal masing-masing 7
kali) kata-kata berikut,
– Saya bisa berhenti memakai narkoba
– Saya bisa menjauhi teman sesama pecandu
– Alqowiyyu (Tuhan Maha Kuat)
– Arrohman (Tuhan Maha Pengasih)
– Arrohim (Tuhan Maha Penyayang)
– Dll, anda bisa menambahkan sendiri kata-kata yang positif
• Pada saat sakaw,
– Duduklah yang tenang bisa dengan bersila atau yang lain, pokoknya membuat Anda merasa nyaman
– Letakkan kapas yang ditetesi minyak aromaterapi (rasa lavender, lemon balm, chamomile atau geranium)
beberapa senti dekat kipas angin atau bilik AC. Aromanya akan tercampur
di udara ruangan sebagai terapi Anda. Kalau anda tidak mau repot,
melewati proses ini juga tidak masalah (optional). Proses ini merupakan
proses relaksasi.
– Usaplah lingkaran daun telinga Anda (tangan kanan pada telinga kanan
dan tangan kiri pada telinga kiri). Atau kalau anda lebih kuat, tekan
titik syaraf di belakang daun telinga, dekat bagian bawah, kemudian
diputar kecil (tangan kanan pada telinga kanan dan tangan kiri pada
telinga kiri menggunakan jari tengah). Titik syaraf tersebut merupakan
titik keseimbangan kepala, yang berefek pusing dan perut menjadi mual
sehingga muncul keinginan untuk muntah. Lalu muntahkanlah, dengan muntah
diharapkan racun-racun akibat narkoba yang ada dalam tubuh keluar.
– Ucapkanlah secara lisan dan/atau dalam hati (sebanyak-banyaknya, minimal masing-masing 7 kali) kata-kata berikut,
– Narkoba jahat
– Narkoba haram
– Narkoba bisa menghancurkan tubuh
– Narkoba bisa merusak keharmonisan keluarga
– Narkoba bisa membuat mati
– Narkoba bisa membuat masuk penjara
– Narkoba bisa membuat bangkrut
– Dll, anda bisa menambah sendiri kata-kata yang negatif tentang narkoba
• Pada saat minum obat terapi atau berobat ke dokter, kyai, ahli terapi, atau psikiater
Seandainya rehabilitasi Anda melibatkan pihak lain seperti dokter,
ustad/kyai, ahli terapi, atau psikiater, maka YAKINLAH DENGAN
SEYAKIN-YAKINNYA akan kebenaran, manfaat, dan keberhasilan terapi
tersebut. Bisa dengan mengucapkan kata-kata berikut, “Saya yakin saya
bisa sembuh dengan cara ini ” secara berulang-ulang.
• Dan pada saat yang lain, ketika anda membutuhkan kekuatan batin, anda
bisa menambahkan atau memodifikasi sendiri kata-kata anda sendiri untuk
menanamkan sugesti ke dalam alam bawah sadar anda.
Ingat, teknik pengucapnnya adalah ucapkan per poin sebanyak-banyaknya, bukan semua poin terus sebanyak-banyaknya.
Kelihatannya, sugesti ini merupakan hal yang sepele. Tapi menurut saya
inilah hal yang paling penting dalam proses penyembuhan atau
rehabilitasi. Karena dalam tahapan inilah pecandu mengalami hal yang
paling menentukan berhasil tidaknya proses penyembuhan, yaitu pada saat
“sakaw”. Berhasilkah pecandu melewati sakaw dengan penanaman sugesti ke
dalam alam pikirannya.
5. Libatkan pihak lain.
Untuk menjaga konsistensi rehabilitasi Anda, dibutuhkan bantuan pihak
lain seperti keluarga, pacar, dokter, psikiater, atau panti
rehabilitasi. Pihak inilah yang terutama akan mengawasi tindakan anda
ketika sakaw, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, yang
mungkin secara tidak sadar bisa anda lakukan.
6. Jauhi lingkungan atau teman pecandu
Sehebat-hebatnya Anda menjalani rehabilitasi, tak akan ada gunanya kalau
anda masih bergaul dengan lingkungan atau teman pecandu narkoba.
Karena, bukan tidak mungkin anda akan kembali ditawari narkoba (atau
bahkan dipaksa) oleh teman anda yang pecandu. Keluarga, pacar, dokter
juga tidak mungkin bisa mengawasi anda terus-menerus selama 24 jam.
Jadi, berpikirlah sejuta kali untuk tetap bergaul dengan teman pecandu
apabila anda ingin benar-benar berhenti memakai narkoba.
7. Banyaklah berdo’a dan lebih mendekatkan diri pada Tuhan
Karena
sesungguhnya Allah sangat dekat bagi orang yang mau mendekati. Allah
juga selalu membukakan pintu bagi orang-orang yang mau bertaubat. Semoga
Tuhan selalu memberi kekuatan kepada kita dalam menghadapi segala
cobaan. Yakinlah, bahwa Tuhan memberi kita cobaan, karena kita sanggup
memikul cobaan tersebut.
Demikianlah cara TERAPI BINNIYAT MAANAWA yang
mudah-mudahan bisa membantu bagi anda yang ingin berhenti memakai
narkoba. Saya percaya bahwa para pecandu tidak butuh fatwa, nasehat atau
saran dari siapapun mengenai bahaya narkoba, karena saya yakin mereka
telah mengetahuinya (bahkan mungkin resisten). Maksud saya, bahwa untuk
berhenti memakai, bukan sekedar menakut-nakuti tentang bahaya narkoba,
tetapi yang paling penting adalah kemauan dari diri sendiri untuk
berhenti. Kemanapun kita merabilitasi pecandu (bagi keluarganya) tidak
mungkin proses rehabilitasi akan berhasil apabila pecandu sendiri belum
tergerak hatinya untuk berhenti.
Pada intinya, “Innamal a’malu binniyat, wa innama likullimri in maanawa”. Artinya,“sesungguhnya
perbuatan itu tergantung niatnya (dan/atau sugesti), dan sesungguhnya
(jadilah) bagi setiap orang apa yang ia niatkan (sugestikan)”.
Apabila pecandu merasa yakin bahwa dia bisa berhenti, maka dia pasti
akan berhasil berhenti. Dan sebaliknya, apabila ia merasa ragu, maka ia
tidak akan berhasil. Inilah alasan mengapa terapi ini penulis namakan “TERAPI BINNIYAT MAANAWA (TBM)”, yang kalau diartikan secara harfiah berarti “Dengan Niat (sugesti), Jadilah Apa yang Diniatkan (sugestikan)”. Akhirnya, “Jer Basuki Mawa Beya”, segala sesuatu apabila kita menginkan keberhasilan maka pasti membutuhkan pengorbanan.
14 April 2011
Catatan
Bagi anda yang menganggap tulisan ini berguna dan bermaksud
menyebarluaskan dengan mengkopi-paste ke blog atau website, Anda
diwajibkan untuk tetap mencantumkan sumbernya. Karena sesungguhnya
tulisan itu adalah salah satu bentuk kekayaan intelektual yang perlu
kita hargai, yang tidak bisa dinilai dengan uang (cukup sekedar
pengakuan saja).